Tumbuh #6
Ada dua pertanyaan yang membuat saya bingung harus menjawab dengan apa.
Pertanyaan nya seperti ini,
Apa yang membuatmu terluka? dan apakah kamu sudah sembuh?
Saya sedikit bingung harus menjawab apa.
Luka apa yang menyakiti saya?
Kamu bagaimana?
Adakah luka yang menyakitimu?
Kalau iya, apakah kamu sudah sembuh?
Mungkin, beberapa orang dalam hidup saya tanpa sengaja telah menaruh luka pada diri saya, begitupun mereka yang ada di hidupmu.
Mungkin, kamu pernah terluka karena ucapan ibu, ucapan ayah, ucapan kakak, ucapan adik, ucapan sahabat, ucapan kekasih, ucapan keluarga besar, dan ucapan tetangga. Bisa jadi juga, kamu pernah terluka karena perilaku mereka padamu.
Ah iya, mereka pernah membentakku,
mereka pernah mengatakan aku egois, pickme, tidak sabaran, pendek, menyebalkan, sok suci,
mereka pernah mendiamiku,
mereka pernah membicarakan ku tanpa sepengatahuanku,
mereka pernah menertawakanku,
mereka pernah memandangku aneh,
mereka pernah menghina pakaianku,
mereka pernah menghina sikapku,
mereka pernah membohongiku,
mereka pernah ingkar janji,
mereka pernah menyakitiku,
dan mereka pernah meninggalkanku.
Lalu, perasaanmu bagaimana?
Saya pikir, kalau kamu menangis dan merasa tersakiti itu adalah hal yang wajar, karena kamu manusia, dan emosi yang kamu rasakan merupakan bentuk reaksi dari otak kamu.
Kalau kamu tau, saya termasuk manusia yang sangat sensitif. Oleh karena nya, saya mudah tersinggung, mudah menangis dan mudah overthinking.
Namun saya belajar bahwa hal tersebut bagian dari diri saya yang perlu saya terima.
Mereka yang menyakiti kamu adalah mereka yang belum mengenalmu dengan baik,
tapi, bisa juga mereka yang menyakitimu adalah mereka yang menyayangimu.
Yang perlu kita pahami, bahwa manusia selalu dihadapkan pada banyak pilihan,
dan tanpa sadar pilihan yang mereka pilih dapat melukai satu dua pihak.
Bukankah kamu tau, bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang?
Maka dari itu, kita juga tidak bisa membahagiakan semua orang dan memaksakan sesuatu hal agar tidak menyakiti orang lain.
Mungkin, mereka yang menyakitimu adalah mereka yang sedang dihadapkan sebuah pilihan, dan mereka yang memilih untuk meninggalkan kamu adalah mereka yang sudah berhari-hari memikirkan untuk meninggalkanmu atau tidak. Walaupun, pada akhirnya memutuskan untuk meninggalkan kamu, itu adalah keputusan akhir mereka, dan bukan berarti kamu tidak layak atau tidak berharga hanya karena kamu tidak menjadi pilihan.
Kamu percaya pada garis takdir?
Ada kalimat yang selalu menjadi pegangan saya, kalimat nya begini,
Apa yang menjadi milikmu, akan menemukanmu.
Jadi, sejauh apapun sesuatu hal pergi, atau ia bersama dengan orang lain, hal tersebut tidak akan benar-benar menjadi milik mereka, jika hal tersebut memang ditakdirkan untukmu.
Ia akan datang menemukanmu, sejauh apapun jarak yang ada, semustahil apapun jalan untuk menemuimu, ia akan tetap datang padamu, karena ia milikmu.
Rasanya menenangkan bukan?
Kita belajar untuk menerima sesuatu dan belajar meyakini sesuatu,
bahwa segala sesuatu yang ditakdirkan untuk kita, ia akan datang menemui kita.
Saya juga belajar, mereka yang menyakiti saya bukan berarti mereka benar-benar ingin menyakiti saya. Mereka hanya sedang kebingungan, bagaimana harus bersikap pada saya. Bukankah manusia tidak ada yang sempurna? jadi wajar saja jika seseorang melukai saya, karena mungkin ada bagian dari diri mereka yang belum saya kenali.
Kadang, kita hanya perlu belajar untuk memaafkan dan membuka komunikasi.
Komunikasi menjadi hal yang paling berpengaruh dalam berkehidupan dengan manusia.
Kita bisa mengenal dan memahami manusia, karena komunikasi yang terhubung.
Jadi, ketika seseorang tanpa sengaja menyakiti kita, ketika kita mengenal mereka, kita akan mengerti, kenapa ia bisa menyakiti kita.
Dan kamu harus tau,
bahwa kamu berharga dan berguna.
sekalipun kata-kata mereka sangat melukai kamu,
bukan berarti kamu harus menyerah.
Kamu hanya perlu untuk menerima diri kamu,
belajar untuk terus tumbuh dan belajar untuk memaafkan.
Komentar
Posting Komentar